untuk SHARE Artikel atau Video ini
klik www.HidupSehatMedia.com/86192
KONTROVERSI
Beberapa hari terakhir ini, media massa
Indonesia diramaikan atas tuntutan LGBT (lesbian,
gay, bisexual, and transgender) atau dalam pandangan
umum, kelompok homoseksual atau lesbian. Keyakinan
ilmuwan secara umum saat ini bahwa orientasi seksual
(termasuk homoseksual dan biseksual) merupakan hasil
dari kombinasi lingkungan, emosional, hormonal, dan
faktor biologis. Dengan kata lain, ada banyak faktor yang
berkontribusi terhadap orientasi seksual seseorang, dan
faktor-faktor lain yang mungkin bervariasi bagi beberapa
orang.
Penyebab Disorientasi Seksual
The American Academy of Pediatrics menyatakan
di Pediatrics pada tahun 2004 bahwa orientasi seksual
mungkin tidak ditentukan oleh satu faktor, tetapi oleh
kombinasi bakat, hormonal, dan pengaruh lingkungan.
18 | MAJALAH HIDUP SEHAT April 2017
Selanjutnya banyak teori tentang perkembangan
orientasi seksual melibatkan perkembangan saraf janin,
dengan model yang diperlihatkan atas paparan hormon,
imunitas ibu, dan ketidakstabilan perkembangan. Secara
hormonal, telah dibuktikan dalam penelitian bahwa
hormon androgen pada fase prenatal memberikan efek
pada perkembangan otak janin. Demikian pula akibat
terpaparnya sistem hormone testosterone pada fase
prenatal akan memengaruhi perkembangan orientasi
seksual.
Sampai sekarang, belum ada bukti dan evidence
yang kuat yang mendukung teori, bahwa orang yang
mengalami disorientasi seksual disebabkan oleh faktor
perubahan atau mutasi genetik tertentu di kromosom.
Sehingga faktor lingkungan, makanan, sosial dan budaya
bisa memberikan pengaruh yang dominan sehingga
seseorang mengalami disorientasi seksual, seperti
Homoseksual dan Lesbian dalam
Persepsi Kedokteran