Geo Energi januari 2014 | Page 19

Pertamina Comparative Net Income - 2010 25 20 Net Income ($ billion) Petronas. Belum saatnya Pertamina bisa ke sana. Benahi dulu semua termasuk manajemen dan organisasi perusahaan. Lagipula, membangun gedung itu kan tidak mudah. Harus kerjasama dengan pihak swasta. Ini yang saya tidak mengerti jalan pikiran direksi Pertamina,” tutur Ari. Tapi bukankah Pertamina mendapat dukungan dari pemerintah? “Nah, itu dia yang membuat saya tidak habis pikir kepada pemegang saham dalam hal ini pemerintah. Apakah tidak sebaiknya dana itu digunakan untuk yang lebih diperlukan seperti membangun kilang atau mencari cadangan migas baru? Makanya saya juga curiga, jangan-jangan ini berkaitan dengan Pemilu 2014 nanti. Ada apa di balik semua ini? Ini sangat aneh. Coba lihat, pendapatan Pertamina memang meningkat, tetapi 70 persen itu diperoleh dari penjualan BBM subsidi. Jadi, itu sebenarnya pemberian pemerintah. Kenapa tidak kinerja di hulu saja yang diprioritaskan,” papar Ari. Ari menyatakan, kinerja direksi Pertamina melenceng sejak 2009. Proses transformasi bisnis yang dijalankan Pertamina sudah tidak benar. Sepakat dengan Ari Soemarno, Salamuddin Daeng, peneliti The Institute for Global Justice, menyatakan, bisnis Pertamina belakangan ini banyak menyimpang. Menurut dia, rantai bisnis Pertamina sekarang terlalu panjang. Dari produksi sampai ke konsumen 7x 15 10 5 0 Pertamina yang akhirnya menimbulkan korupsi dan manipulasi yang dihasilkan oleh eksekutif dan yudikatif. “Kalau saya lihat orang-orang yang berbisnis di Indonesia ini hanya modal surat. Contoh, berapa kuota yang didapatkan sekarang. Itu sindikat yang trader-trader itu, yang memainkan jatah penjualan, pembelian, kuota penjualan,” kata Salamudin, kepada GEO ENERGI. Penyimpangan bisnis lainnya, menurut Salamudin, Pertamina sibuk mencari uang di pasar keuangan, Capital Expenditure ~5-10 years (USD Billions) 10 50 60 70 96 100 150 224 EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014 Petronas Petrobras misalnya dengan cara menjual surat utang dan mencari utang ke luar negeri. “Sebagai perusahaan negara mestinya tidak bisa karena dia mengelola subsidi yang besar untuk bekerja,” kata Salamudin. Adhie M. Massardi, Ketua Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia, menyatakan langkah Pertamina melakukan ekspansi-ekspansi dan membangun gedung 99 lantai ada indikasi korupsi di dalamnya. Menurut Adhie, ekspansi Pertamina untuk menambah cadangan minyaknya hingga ke Aljazair, Irak, Libya, Kazakhsta dan lain-lain sesungguhnya merupakan langkah strategis dan wajib didukung. “Akan tetapi karena kebiasaan korupsi di kalangan penyelenggara negara kita sudah sangat akut, apalagi hal ini dilakukan pemerintah SBY pas menjelang memasuki tahun pemilu (2014), langkah Pertamina ini sangat dicurigai,” tutur Adhie, kepada GEO ENERGI. Karena semua proses ekspansi bisnis Pertamina ini juga tidak transparan, Adhie bisa memastikan ada korupsi di balik ekspansi itu. Apalagi beberapa kontrak itu, seper ti di Aljazair, dilakukan tidak G to G melainkan dengan perusahaan Conoco Phillips. Zuli Hendriyanto, Direktur Eksekutif Indonesia Energi Monitoring, menambahkan, sebaiknya Pertamina menyelesaikan kondisi internalnya terlebih dulu sebelum melakukan ekspansi besar-besaran. 19